UPTD Puskesmas Cibeber Kota Cilegon, adalah Puskesmas Rawat Inap, dengan gedung baru beralamat di Komplek Perumahan Pondok Cilegon Indah (PCI) kota Cilegon
Selasa, 21 Juni 2011
Selamat Datang team Penilai dari Dinkes Cilegon
Selamat Datang team dari Dinkes Kota Cilegon, dalam rangka Penilaian Puskesmas Cibeber Cilegon tahun 2011.
Kamis, 02 Juni 2011
Bronkhitis kronik
ASUHAN KEPERAWATAN BRONKHITIS KRONIK
DEFINISI
Bronkhitis dikarakteristikkan oleh inflamasi lapisan mukosa jalan nafas trakeo bronkial dan produksi mukus yang berlebihan. Hal ini dapat akut atau kronis. (Barbara Engram,1999)
Bronkhitis akut adalah peradangan bronki dan kadang-kadang mengenai trakea yang timbul secara mendadak.(Santa Manurung dkk, 2009)
Bronkhitis kronis didefinisikan sebagai hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis atau berulang minimal selama 3 bulan per tahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain. (Long, 1996)
ETIOLOGI
1. Penghirupan zat iritan fisik (debu, asap) atau kimia (N20, CO)
2. Infeksi virus atau bakteri (streptokokus pneumoniae, haemophilus influenza)
3. Merokok
PATOFISIOLOGI
- Hipertropi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet
disertai infiltrasi sel radang dan udema mukosa bronkus.
- Akibatnya, pembentukan mukus akan meningkat dan mengakibatkan batuk
produktif.
- Batuk kronik disertai peningkatan sekresi bronkus mempengaruhi bronkiolus
yang kecil-kecil sedemikian rupa sampai bronkiolus tersebut rusak dan
dindingnya melebar.
TANDA DAN GEJALA
- Gejala awal : batuk produktif
- Auskultasi : ronkhi bronkovesikuler, rales
- Gejala berikutnya : kelemahan fisik, sesak saat berjalan ditempat datar,
penggunaan otot-toto aksesorius pernapasan, sering sianosis, edema kaki,
pelebaran vena leher.
Test Diagnostik :
- RO thorak
- Analisa sputum
- Tes Fungsi paru
- Pemeriksaan gas darah arteri : (PaO2 rendah, PaCO2 meingkat)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan pertukaran gas
2. Intoleransi aktifitas
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Resiko tinggi infeksi
5. Ansietas
6. Gangguan konsep diri
7. Resiko tinggi ketidakpatuhan
PERENCANAAN
1. Pernapasan bibir/pernapasan abdomen
2. Fisioterapi paru
3. Terapi oksigen
4. Pengobatan : bronkodilator, antibiotika
5. Tempatkan posisi fowler atau fowler yang tinggi
6. Bantu pengendalian lingkungan
7. Hindari penghirupan iritan
8. Perbaiki toleransi aktifitas : sediakan cukup waktu untuk beraktifitas,
sediakan O2, tingkatkan aktiftas secara bertahap
9. Bantu perbaiki pola tidur : latihan relaksasi, masase, musik, posisi, dll
10. Bantu mengurangi ansietas : bantu pasien menceritakan kecemasannya, jangan
tinggalkan pasien sendirian selama sesak
11. Konseling dan pendidikan : kurangi merokok, dorong orang lain untuk tidak
merokok, hindari penderita infeksi pernapasan, kurangi kontak dengan
anak-anak
DEFINISI
Bronkhitis dikarakteristikkan oleh inflamasi lapisan mukosa jalan nafas trakeo bronkial dan produksi mukus yang berlebihan. Hal ini dapat akut atau kronis. (Barbara Engram,1999)
Bronkhitis akut adalah peradangan bronki dan kadang-kadang mengenai trakea yang timbul secara mendadak.(Santa Manurung dkk, 2009)
Bronkhitis kronis didefinisikan sebagai hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis atau berulang minimal selama 3 bulan per tahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain. (Long, 1996)
ETIOLOGI
1. Penghirupan zat iritan fisik (debu, asap) atau kimia (N20, CO)
2. Infeksi virus atau bakteri (streptokokus pneumoniae, haemophilus influenza)
3. Merokok
PATOFISIOLOGI
- Hipertropi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet
disertai infiltrasi sel radang dan udema mukosa bronkus.
- Akibatnya, pembentukan mukus akan meningkat dan mengakibatkan batuk
produktif.
- Batuk kronik disertai peningkatan sekresi bronkus mempengaruhi bronkiolus
yang kecil-kecil sedemikian rupa sampai bronkiolus tersebut rusak dan
dindingnya melebar.
TANDA DAN GEJALA
- Gejala awal : batuk produktif
- Auskultasi : ronkhi bronkovesikuler, rales
- Gejala berikutnya : kelemahan fisik, sesak saat berjalan ditempat datar,
penggunaan otot-toto aksesorius pernapasan, sering sianosis, edema kaki,
pelebaran vena leher.
Test Diagnostik :
- RO thorak
- Analisa sputum
- Tes Fungsi paru
- Pemeriksaan gas darah arteri : (PaO2 rendah, PaCO2 meingkat)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan pertukaran gas
2. Intoleransi aktifitas
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Resiko tinggi infeksi
5. Ansietas
6. Gangguan konsep diri
7. Resiko tinggi ketidakpatuhan
PERENCANAAN
1. Pernapasan bibir/pernapasan abdomen
2. Fisioterapi paru
3. Terapi oksigen
4. Pengobatan : bronkodilator, antibiotika
5. Tempatkan posisi fowler atau fowler yang tinggi
6. Bantu pengendalian lingkungan
7. Hindari penghirupan iritan
8. Perbaiki toleransi aktifitas : sediakan cukup waktu untuk beraktifitas,
sediakan O2, tingkatkan aktiftas secara bertahap
9. Bantu perbaiki pola tidur : latihan relaksasi, masase, musik, posisi, dll
10. Bantu mengurangi ansietas : bantu pasien menceritakan kecemasannya, jangan
tinggalkan pasien sendirian selama sesak
11. Konseling dan pendidikan : kurangi merokok, dorong orang lain untuk tidak
merokok, hindari penderita infeksi pernapasan, kurangi kontak dengan
anak-anak
Langganan:
Postingan (Atom)